Pages

Pengharapan Ditengah Pencobaan

Aku sering memanggilnya Casanova, sebuah istilah yang  sedang menjadi sebuah trendsetter pada masa itu. Dia adalah seorang teman yang juga sekaligus menjadi adik kelas sewaktu aku duduk dikelas SLTP Bandar Jawa. Sepintas dia memang kelihatan sedikit pemalu dan tidak suka berbasa basi, Mungkin hal itulah juga yang menjadi penyebab mengapa aku tidak terlalu dekat dengan dia disamping aku juga memang bukan orang yang suka berbasa basi. Hal ini terjadi cukup lama sampai ahirnya aku duduk di bangku SMU yang cukup jauh dari perkampungan yang aku tinggali. Hal ini memaksa aku untuk indekost disalah satu rumah di dekat ke sekolah. Sesekali kami memang bertemu apalagi saya termasuk orang yang aktif pada organisasi pemuda dikampung halaman, dan selama kurang lebih 3 tahun saya menjabat sebagai Ketua Organisasi Pemuda yang  membina kegiatan kegiatan social dimana mau tidak mau saya harus merangkul semua teman termasuk Nova yang diam diam ternyata suka humor juga, ha ha ha,,, membuat aku semakin dekat dengannya yang selain dia bagiku seorang impal, Nova juga punya perawakan yang manis dan cukup bersahaja dalam membangun persahabatan. Lambat laun kami sering saling meledek dengan nada humor, sesekali juga saling menanyakan benar gak kita impal?? Hahahaaha…

Sekian lama waktu berlalu komunikasi kami terputus, nyaris tidak ada kabar sama sekali, bahkan setelah lulus dari SMU, aku memutuskan untuk mengadu nasib di ibukota setelah sebelumnya sempat melanglang buana di sebuah Perkebunana Kelapa Sawit di daerah Riau, juga pernah menjadi pegawai di Kantor Pemerintahan Nagori selama kurang lebih satu tahun. Namun ternyata hal itu tidak membuat aku betah sampai akhirnya kuputuskan untuk datang kejakarta. Selang waktu sampai lima tahun tanpa komunikasi, suatu hari saya dapat kabar bahwa Nova ternyata berada di Jakarta, tepatnya di daerah Cengkareng dan menjadi seorang karyawati di sebuah perusahaan retail pemasok Merchandise ke beberapa pusat perbelanjaan di Jabodetabek. Ahirnya aku bisa berkomunikasi dengannya via telepon, rasanya terbalas sudah rasa kangen sebagai seorang sahabat yang  sewaktu dikampung terjalin cukup baik. Singkat cerita kami pun memutuskan untuk bertemu disalah satu Mall yang ada di daerah Kelapa Gading, karena secara kebetulan dia pun sedang ada tugas dari Supervisor Delivery ke Mall Kelapa Gading, tapi ternyata pertemuan itu batal karena ada hal lain yang harus saya kerjakan. Saya pun berjanji akan menyiapkan waktu untuk bisa bertemu dengannya di kemudian hari.

Waktu terus berjalan namun pertemuan itu belum juga terwujud walaupun komunikasi kami terus berjalan baik melalui pesan singkat maupun percakapan langsung via telepon seluler, sampai ahirnya aku mendengar kabar melalui teman-teman nya dan secara langsung dari dia juga bahwa kesehatannya sedikit agak terganggu. Dalam pemikiran aku itu merupakan hal biasa saja, paling-paling penyakit masa kini yang disebabkan makan tidak teratur yang berakibat pada maag, lambung dan penyakit ringan lainnya.

Sembari terus mengisi waktu, kami selalu menyempatkan diri untuk saling mengirim pesan singkat dan menelepon, bahkan intensitasnya boleh dibilang melebihi dari yang sewajarnya, Saya akui memang dulu sewaktu masih bersama dikampung saya ada rasa suka terhadap dia, walaupun saya kurang yakin apakah itu sebuah rasa suka yang dilandasi cinta atau hanya perasaan emosional saja. Terlebih lagi setelah saya ketahui belakangan bahwa dia semakin sering sakit, kami semakin saling menguatkan dalam doa, membagikan Firman Tuhan melalui pesan singkat dan saling menyapa dikala ada waktu senggang semua  melalui telepon seluler.

Mendekati bulan Desember tahun 2009, di ujung telepon saya mendengar bunyi pesan singkat di handphone saya. Setelah saya buka ternyata ucapan selamat hari Minggu dan selamat melayani!!, jangan lupa doakan saya ya!..aku membalas nya dengan kata-kata yang hampir sama maksudnya agar kami saling menguatkan. Selama dijakarta, Nova salah satu pemudi yang aktif dalam komunitas anak muda Abbalove Ministies ~ penggembalaan Kak Edy Leo. Nova pernah mengundang saya untuk ikut dalam komsel mereka, namun lagi-lagi karena waktu dan keinginan yang kurang yang menjadi penghalang untuk dapat menghadiri undangannya.

Waktu berlalu begitu cepat dan serasa sudah tidak seperti dulu lagi, aku masih ingat dulu untuk melewati sehari itu rasanya seperti melewati 3 hari kalau dibandingin dengan hari hari ini, mungkinkah ini pertanda bahwa akhir zaman semakin dekat atau memang lingkungan dan cara pandang kita yang semakin hari semakin kritis dan terkadang instant dalam memandang segala sesuatu!? entahlah! yang pasti begitulah yang saya rasakan. Nah, kembali ke kisah ini,, aku mendapat kabar bahwa orang tua Nova akan datang ke Jakarta. Tadinya aku pikir mungkin sekedar mengunjungi putri mereka yang belakangan kesehatannya agak memburuk. Mendengar kabar itu aku langsung menghubungi beberapa teman termasuk saudara-saudara terdekat untuk berkunjung kesana, maksud hati sekalian bertemu dengan orang tua Nova sekaligus untuk sharing dan berbagi cerita mengenao keadaan di kampung halaman, jadilah kami sepakat untuk ke sana.

Tibalah hari  kami berangkat menuju kediaman Nova, ternyata Nova sudah tidak tinggal sendiri sebagaimana sebelumnya dia tinggal disebuah rumah  kontrakan. Saat itu Nova tinggal di rumah saudaranya yang ada di wilayah Tangerang. Bunyi sms silih berganti untuk mengkonfirmasi perjalanan kami ke Tangerang, maklum saja tempat yang menjadi tujuan kami sedikit agak susah dijangkau karena berada di wilayah perumahan. Selama dalam perjalanan kami kerap bercanda sambil mengingat masa-masa kecil sewaktu masih dikampung, ha ha ha... memang menyenangkan bernostalgia mengingat masa kecil.

Kira-kira pukul 14:30,  tibalah kami di terminal yang di sarankan oleh Nova, setiba disana kami menggunakan ojek motor agar tiba lebih cepat. Segera motor melaju kencang, karena informasi rumah yang dituju kurang dimengerti oleh ojeker sehingga kami memutuskan untuk sampai di gapura kompleks perumahannya saja. Sambil menunggu dijemput kami berbincang-bincang dengan petugas security, tak disangka tiba-tiba petir disertai hujan langsung turun. Sontak kami menyelamatkan diri mencari tempat berteduh. Suara kilat dan petir silih berganti disertai curahan hujan yang hari itu tidak seperti biasanya  dengan perasaan yang sedikit agak takut karena kami berada diruangan terbuka yang hanya dilindungi oleh sedikit atap. Selang beberapa waktu hujan pun reda, tiba-tiba kami melihat sosok wajah seseorang yang rasanya kenal, dengan senyum dia menyapa kami, horas lae!! sambil menjabat tangan kami ~ dia adalah Ombi Manik impalnya Nova yang  juga tinggal tidak jauh rumah dimana Nova tinggal sekarang. Lalu kami berjalan menuju ke rumah  keluarga Nova. Tiba disana orang pertama yang menyambut kami adalah orang tua Nova.

Horas bah..!!!kata yang mengawali pembicaraan kami, sambil bersalaman kami pun saling bertanya kabar. Kemudian Nova muncul dengan wajah sumringah, dengan senyum dia menyapa sambil berkata, ehh parpamatang on!!! basa boi keliru tu son, sambil tertawa!! saya melihat sebuah senyum yang sedikit dipaksa tersirat di wajahnya, entahlah ,,, mungkin karena kesehatannya yang belum pulih, oh ya! sebelum saya menuju kesana saya sempat diminta oleh Nova untuk membawa makanan, teringat olehku kata kata itu. Sekejap melalui delivery order saya pesan pizza untuk dikirim ke rumah, tidak lama kemudian pesanan Pizza pun tiba dan langsung kami nikmati, kebetulan hari itu saya tidak pegang duit cash, sedikit agak malu saya minta tolong di talangin dulu oleh temen saya dengan janji nanti saya ganti di atm yah!?

Pembicaraan kami berlagsung sedikt kaku, karena perhatian saya tertuju kepada Nova yang ternyata semakin cantik dan putih semenjak di perantauan. Sambil menikmati pizza kami pun melanjutkan cerita sampai hampir tengah malam. Dalam pembicaraan itu Nova tidak kelihatan seperti orang sakit, karena badanya tetap gemuk sama seperti dulu, saya gak tahu penyakit seperti apa yang sebenarnya diderita olehnya. Karena benar benar tidak kelihatan kalau dia sedang dalam keadaan sakit. Gelak tawa dan canda sesekali hening mengiringi suasana waktu itu yang pada ahirnya saya mendapatkan informasi dari impalnya Nova bahwasanya Nova mengalami  penyakit ginjal. Sontak saya kaget!!! Oh Tuhan…. Seketika yang ada dalam pikiran saya buyar saat mendengar itu semua, Nova pun sempat berkata sekarang keadaan saya semakin membaik dengan pengobatan tradisional dan banyak olah raga  yang membuat dia lebih baik belakangan ini walaupun dalam pikirian saya hal itu benar-benar menakutkan. Tapi melihat cara dia berbicara dan semangatnya, semua itu sirna seketika.

Mendekati malam kami pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Saya menitipkan salam hangat kepada kedua orangtua saya dikampung apabila orang tua Nova sudah kembali kekampung halaman, sambil memberi sedikit uang kepada orang tua Nova sekedar untuk biaya ngemil di perjalanan pulang ke kampung. Nova memberikan pesan singkat agar dia didoakan supaya lekas sembuh dan bisa kembali bekerja dengan lebih baik., oh ya! berita yang mengatakan Nova mengalami penyakit itu disebabkan oleh keinginan nya juga untuk sedikit agak langsing, dengan diet yang tidak teratur. Info itu saya dapat beberapa waktu berikutnya satu pelajaran yang bisa kita petik sebelum melakukan diet.

Pertemuan kami di Tangerang ternyata adalah  pertemuan terakhir saya dengan seorang Nova. Selama kurang lebih 2 bulan kami selalu berkomunikasi via telepon saling berbagi sms untuk menguatkan satu sama lain. Bulan ketiga saya mendapat kabar bahwa Nova akan ke Medan, alasan yang saya dapat adalah agar dia bisa lebih dekat dengan keluarga sehingga dia bisa dikontrol oleh keluarga sehubungan dengan penyakitnya yang belum pulih. Kebetulan Nova mempunyai seorang tante yang bekerja di sebuah Rumah Sakit swasta di kota Medan. Alasan inilah yang membuatnya memutuskan untuk pindah ke Medan, Saya hanya bisa berkomunikasi via telepon sebelum dia berangkat ke Medan. Nova berjanji akan kemnbali lagi ke Jakarta apabila dia sudah pulih total dari gangguan ginjalnya.

Setiba di Medan Nova langsung dirujuk ke rumah sakit dimana tantenya bekerja,  semua menjadi lebih cepat karena proses registrasi langsung ditangani oleh tantenya. Selama di dalam rumah sakit Nova yang mendapatkan perawatan intensif, selalu ingat untuk sms saya agar didoakan selalu. Saya pernah berkomitmen untuk mengumpulkan teman-teman yang ada di Jakarta untuk menggalang dana paling tidak sedkit banyaknya bisa membantu biaya perobatan yang cukup banyak dikeluarkan oleh Nova. Bayangkan saja dia harus rutin untuk cuci darah 2x dalam seminggu, itu artinya dia harus membayar hampir satu juta selama seminggu. Entah kenapa saya pun tak berdaya karena kurangnya respon dari mereka yang saya coba hubungi. Seandainya saya punya lebih banyak pada saat itu saya ingin sekali membantunya. Komunikasi kami kadang terputus disebabkan sedikit kesibukan di dalam pekerjaan, terkadang saya suka mengganti operator seluler yang saya punya tanpa konfirmasi ke Nova. Namun entah kenapa saya selalu teringat dengan Nova, walau bagaimanapun Nova selalu hadir dalam ingatan saya. Dan satu hal yang membuat saya kagum kepadanya adalah ditengah semakin terpuruknya kesehatannya, Nova ternyata mampu memberikan semangat kepada saya dikala saya kurang tekun dalam berdoa," unang sai  gale humuna doba na martangiang i, ai ido gogota da"..(jangan lemah kalian dalam berdoa itu karena itulah kekuatan kita) pesan nova waktu saya sms ke dia aku lagi down neh! bantu doa juga yah!.

Semangat yang luar biasa untuk pulih menjadi sebuah inspirasi yang memberikan saya kekuatan bahwa didalam Tuhan tidak ada yang mustahil, Ketekunan Nova dalam Menggantungkan Diri hanya pada Kehendak Tuhan saja ternyata tidak sia sia, karena komitmennya yang luar biasa dalam mengikut Tuhan sampai akhir hayatnya terbukti. Nova pernah bercerita ditengah penderitaannya bahwa saudara-saudaranya menyarankan agar dia mengikuti pengobatan melalui dukun, hal ini ditolak mentah-mentah oleh dia sampai pada ahirnya saudara-saudaranya bersitegang terhadap pendiriannya yang teguh bahwa pengharapannya untuk sembuh hanya pada Yesus semata, ini membuat keadaan menjadi lebih buruk karena ada kata-kata yang keluar yang mengatakan “ngapain kamu ikutin ajaran Kharismatik itu?” tinggalkan itu segera agar kamu sembuh!. Satu komitmen yang luar biasa aku temukan dalam diri Nova dengan mengatakan walaupun kalian tidak mau menganggap aku sebagai saudara karena imanku terhadap Tuhan aku sudah siap! sebuah komitmen yang luar biasa nyata. Ini adalah sebuah perjuangan yang begitu membangkitkan semangat ku untuk berdoa agar kiranya Nova segera pulih.

Dalam perjalanan waktunya di Medan, banyak suka duka yang di bagikannya kepada penulis. Sekali waktu Jefrry S. Tjandra mengadakan konser di Medan, Nova tergabung dalam kepanitiaan acara tersebut. Dia banyak menyaksikan Mukjizat yang terjadi dalam acara tsb.

Satu waktu saya menyarankan Nova bertemu dengan seorang sahabat dekat saya yang ada di Medan, nova mengiyakan dan berjanji bertemu di sebuah gereja yang ada di Medan. Pertemuan itu serasa menyenangkan dari kabar yang saya dapatkan dari kedua belah pihak. Untuk sekedar diketahui bahwa Amy Sihotang adalah seorang sahabat dekat yang saya kenal dari sebuah situs jejaring sosial yang lagi trend masa kini. Nova pun berpesan kalau mau diterusin kearah yang lebih lagi dia akan sangat mendukung.

Setelah pertemuan itu, kembali lagi komunikasi saya terputus dengan Nova, kali ini karena nomor telepon yang dulu masih aktif sekarang sudah susah dihubungi, entahlah apa penyebabnya saya juga kurang tahu, saya mencoba bertanya kepada temen-temen nya tentang kabarnya dia, namun hasilnya nihil karena mereka juga tidak punya akses lagi dengan Nova. Sempat agak malas namun hati kecil saya sedikit tidak tenang dengan keadaan ini. Dalam pemikiran saya mungkin karena dia butuh ketenangan yang lebih banyak untuk proses pemulihannya agar lebih cepat lagi. Akupun membuang jauh pikiran yang datang dari setan yang mencoba menyusupi pikiranku. Aebelum komunikasi kami terputus, Nova sempat minta kepada saya dibuatkan sebuah akun jejaring sosial dengan maksud agar bisa lebih banyak memiliki waktu dan tempat untuk sharing, jadilah akun itu setelah sebelumnya saya pernah bercanda dengan dia tentang pemilihan user name akunnya Nova, lalu terpilihlah nama Nova Silalahi menjadi usernamenya dan memakai Yesus lahir Jpg sebagai profil picturenya karena kebetulan pas lagi moment Natal 2010.  Mengingat itu saya mencoba mengecek keberadaan akun tsb, sama sekali tidak ada perubahan, masih sama persis seperti pertama kali saya buat. Pernah saya dengar sebuah alasan dia tempat untuk ngenet agak jauh dari kediaman dia di Medan. Semua itu membuat saya kecewa karena putusnya komunikasi kami. 

Ditengah ketidak pastian kabar Nova, sebuah kabar yang mengejutkan saya bahwa Nova kini sudah tiada. Rasanya bergetar seluruh lutut saya, hati saya menjerit sangat kuat,, ya Tuhannnnnnnnnnn....... kenapa harus begini!!!! rasanya Engkau tidak adil terhadap dia...pengen rasanya aku berontak, terlalu cepat Engkau memanggilnya. Nova masih berusia 26 tahun kala itu. Tetapi dalam perasaan gundah gulana itu, aku mencoba untuk berdoa dan berdiam diri bertanya kepada Tuhan kenapa secepat itu Tuhan!? air mataku menetes, hatiku menjerit sangat kuat. Walau akhirya aku dihiburkan dengan janjiNya dalam suratan Paulus untuk jemaat Timothius dalam 2 Timotius 4:7-8 (Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.) aku percaya firman ini telah menjadi bagian dalam Rencana Tuhan atas kehidupan Nova, sedikit informasi yang saya dapat dari keterangan resmi Rumah Sakit yang menangani Nova telah terjadi sebuah infeksi atas jarum suntik yang dipergunakan dalam proses tranfusi cuci darahnya, muncul rasa kesal dan marah terhadap kejadian ini. Lalu saya mendengar juga kabar dari orang tua saya yang bercerita banyak tentang kronologis kejadian, bahwa mungkin itu adalah jawaban Tuhan atas semua doa-doa Nova dan keluarganya selama kurang lebih 3 tahun nova mengalami sakit ginjal.

Namun tetap saja saya gak bisa menerima keadaan itu, pengen rasanya mengajukan gugatan Hukum atas keteledoran pihak rumah sakit dalam menangani Nova. Dalam kondisi sedang bersedih beberapa teman yang dekat dengan Alm saya kabari, beberapa diantara mereka turut berduka sangat dalam, termasuk Amy Sihotang sahabat dekat saya yang walaupun hanya bertemu sekali menyimpan memori yang manis bersama Nova, "saya sangat sedih tidak bisa berbuat apa apa untuk dia" kata kata yang diucapkan Amy ketika itu.

Prosesi pemakaman Nova berlangsung sangat singkat, banyak warga yang datang turut bersimpati atas kejadian itu, jenazah Nova kelihatan sangat cantik walaupun terlihat sedikit kurus, wajar buat orang yang sudah kehilangan daya tahan cukup lama. Saat itu juga, saya merasa sangat kecewa sekali karena ternyata saya tidak berdaya untuk menghadiri pemakaman Nova, jarak yang sangat jauh serta waktu yang sangat singkat serta finansial yang kurang bersahabat menjadi penyebab semua itu. Sejenak saya merenung dan berpikir dalam ketidakberdayaanku sampai akhirnya aku bangkit dan berkata dalam hati "Tuhan sesungguhnya Engkau selalu menyediakan rancangan yang terbaik untuk anak-anakMu dan aku percaya Nova kini telah duduk disamping kananMu tersenyum melihat Engkau dan kami semua yang sangat mencintai Nova. Amin.
Semenjak kisah itu Firman Tuhan dalam Yeremia 29:11 (sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKU mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan). Goresan ayat ini begitu dalam kurasakan saat itu,  aku mengimani walaupun Nova kini sudah tiada lagi bersama kami ditengah begitu besar perjuangannya untuk pulih dan berjanji kembali ke Jakarta untuk membangun pelayanan dan cita-citanya serta membawa seluruh keluarganya dekat kepada Tuhan, dia harus pergi untuk meninggalkan dunia untuk duduk disebelah kanan Allah Bapa Di surga.

Beberapa waktu yang lalu sebelum artikel ini di posting saya mendengar sebuah kabar yang sangat memberikan saya sukacita yang sangat dalam, sahabat dekat saya Amy mendapat kunjungan dari teman dekat/sepelayanan Nova ketika di Medan, bahwa Nova sebelum menghembuskan nafas terakhir bercerita bahwa dia sangat bahagia melihat keluarganya bisa bersatu kembali dalam cinta kasih dari Tuhan. Penulis sangat terharu sekali mendengar cerita itu. Artinya kerinduan nova didengar Tuhan. Sahabat Nova juga punya kerinduan bahwa kelak apabila penulis diizinkan melanjutkan hubungan ke arah pernikahan dengan Amy Sihotang bila menggelar acara pesta di kampung si penulis yang adalah juga kampung halaman alm Nova Silalahi berjanji pasti akan menghadirinya sembari datang berjiarah ke pusara Nova Silalahi. Kita doakan saja!!

Artikel ini adalah wujud kebanggan saya terhadap pribadi seorang Nova, atas semua Karya nya selama dia hidup dan melayani Tuhan di dunia ini, yang memberikan sebuah kekuatan dan inspirasi bagi saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan pembaca bisa mengambil segi positip dari kisah ini.

in memoriam Almh Nova Silalahi
Telah bersama Bapa Di surga